Jagongan Kalurahan Girikerto

KPH. H. Yudanegara, Ph.D., (Kepala Bagian Bina Pemerintahan Kalurahan/Kelurahan dan Kapanewon/Kemantren pada Biro Tata Pemerintahan Setda DIY), bersama BPBD DIY, Anggota Komisi B DPRD DIY, Kepala Dinas PMKal Kab. Sleman, Kepala Dinas PU Kab. Sleman, Kepala Dinas Kebudayaan Kab. Sleman, Panewu Tempel, Panewu Turi dan Sekber Keistimewaan DIY hadir dalam acara “Jagongan Kalurahan” di Kalurahan Girikerto, Turi, pada Jum'at (23/4) malam.


Kanjeng Yudanegara mengawali acara Jagongan Kalurahan dengan menunaikan ibadah tarawih bersama masyarakat, kemudian ramah tamah sejenak dan menyerahkan bantuan pada Masjid Al-Qodr.


Rangkaian acara Jagongan Kalurahan dilanjutkan dengan diskusi di joglo Lurah Girikerto, yang dikemas santai namun serius, sambil menikmati sajian hidangan lokal. Beberapa rekomendasi/solusi disampaikan oleh Pemda DIY dan Pemkab Sleman terhadap permasalahan yang disampaikan oleh masyarakat.


Pada bidang kebudayaan misalnya, terdapat permintaan terkait bantuan perangkat gamelan dan pertunjukan pentas seni secara daring. Kanjeng Yudanegara mengarahkan permintaan warga tersebut pada Pemkab Sleman, dan akan dipenuhi oleh Dinas Kebudayaan Kab. Sleman.


Kemudian terkait pelepasan tanah untuk hunian warga terdampak bencana Merapi, Kanjeng Yudanegara meminta Lurah Girikerto untuk berkirim surat kepada Pemda DIY dengan tembusan Biro Tata Pemerintahan Setda DIY. Beliau akan mengkordinasikan persoalan tersebut dengan OPD terkait.


Di akhir sesi diskusi, Kanjeng Yudanegara menekankan pentingnya kalurahan untuk melestarikan kebudayaan lokal guna memperkuat keistimewaan DIY, serta menambah daya tarik wisata di kalurahan setempat. Keterlibatan BUMDes sangat diperlukan untuk meningkatkan PADes, serta UMKM untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat.


Diskusi dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Peserta diwajibkan mengenakan masker, diukur suhu tubuhnya dan membersihkan tangan menggunakan hand sanitizer.


Rangkaian Jagongan Kalurahan pada Jum'at (23/4) malam dilanjutkan dengan sesi ramah tamah dan menginap di rumah warga. Kanjeng Yudanegara berdialog santai dengan Lurah, Pamong Kalurahan, dan beberapa warga Kalurahan Girikerto yang menemani beliau menginap.


Acara ramah tamah berlangsung dengan hangat dan akrab. Masyarakat tidak sungkan untuk menyapa Kanjeng Yudanegara. "Pemerintah Kalurahan dan warga masyarakat Girikerto merasa senang dengan kehadiran Kanjeng Yudanegara. Di kesempatan ini, masyarakat dapat menyampaikan keinginan dan kebutuhannya, untuk dijembatani dengan OPD terkait. Selain itu, kehadiran beliau mendekatkan masyarakat dengan keluarga Kraton Yogyakarta. Masyarakat dapat berkomunikasi tanpa sekat", kata Krisna Cahyana (Carik Girikerto).


Di tengah acara dialog, warga mengajak Kanjeng Yudanegara untuk melihat guguran lava Gunung Merapi di Gubuk Tani (Sabtu, 24/4 tengah malam). Lokasinya di Padukuhan Ngandong, Kalurahan Girikerto. Di tempat tersebut, Kanjeng Yudanegara mendengarkan masukan warga terkait kebutuhan sumur bor, baik untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat maupun bagi area wisata.


Sebagai informasi, Padukuhan Ngandong merupakan satu-satunya pedukuhan di Kalurahan Girikerto yang mengalami kekeringan di musim kemarau. Hal ini disebabkan karena topografi wilayah yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya, sehingga jarak ke mata air menjadi lebih dalam. Kekeringan di wilayah Ngandong pada musim kemarau cukup ironis, mengingat wilayah Kapanewon Turi bagian utara merupakan sumber mata air. Selama ini, keburuhan air bersih Padukuhan Ngandong disuplai oleh padukuhan lain di Kalurahan Girikerto.


Saat masuk waktu sahur, Kanjeng Yudanegara menunaikan sahur bersama Lurah, Pamong Kalurahan, dan warga masyarakat, dilanjutkan dengan ibadah Sholat Subuh berjamaah di Masjid Al Qodr.

 

Selesai ibadah Sholat Subuh berjamaah, Kanjeng Yudanegara bersama Lurah, Pamong dan warga masyarakat mengunjungi beberapa lokasi :

Sendang Panguripan, yang airnya digunakan untuk upacara adat 'Ngrowot', keperluan air minum warga dan pengairan pertanian masyarakat di Kalurahan Girikerto.


Lokasi calon kantor Kalurahan Girikerto baru di Padukuhan Sorowangsan. Rencananya, kantor kalurahan baru tersebut terintegrasi dengan Balai Budaya dari BKK Dana Keistimewaan (sebagai center), yang dibangun dengan konsep multifungsi : sebagai pusat Pemerintahan Kalurahan, pelayanan publik, sarana olahraga, dan barak pengungsian. Kanjeng Yudanegara kelak diminta untuk meletakkan batu pertama pembangunan kantor kalurahan tersebut.

 

Pasar Tradisional Loegoed di Padukuhan Sukorejo. Pasar ini berdiri tahun 2020 lalu, dan menjadi lokasi pemasaran bagi UMKM setempat. Mekanisme transaksi di pasar ini unik, menggunakan alat pembayaran 'greweng' (1 greweng bernilai Rp. 10.000), dan 'ndil' (1 ndil setara dengan Rp. 2.000). Buka tiap hari Minggu pagi, omzet Pasar Loegoed telah menembus Rp. 15 - 20 juta (sebelum pandemi Covid-19). Yang patut diapresiasi, Pasar Loegoed lahir dari ide, kreativitas, sekaligus keberanian warga untuk merealisasikannya. Sikap kemandirian yang kiranya patut dicontoh oleh masyarakat kalurahan lainnya, untuk menumbuhkan perekonomian lokal. Dalam kesempatan tersebut, para pelaku UMKM di Pasar Loegoed memberikan bingkisan hasil potensi lokal pada Kanjeng Yudanegara.

 

Rangkaian "Jagongan Kalurahan" di Girikerto diakhiri Kanjeng Yudanegara dengan mengunjungi Wisata Salak Organik di Padukuhan Sukoreno, dan Desa Wisata Pancoh di Padukuhan Poncoh. Keduanya menambah daftar destinasi wisata di Kalurahan Girikerto.


Share

Comments ()